Hari ini adalah hari pertama aku bertemu dengannya. Saat itu, aku baru saja pulang dari bermain bersama teman2 ku di lapangan bola yang tak jauh dari rumah ku. Tak sengaja ku lihat seorang gadis memandang ku dengan tatapan yang ku rasa cukup berbeda. Aahhh... mungkin itu hanya perasaan ku saja. Mana mungkin gadis yang sungguh cantik seperti dia ingin melihat ku. Apalagi sampai suka padaku. Memang.. wajahku tidak terlalu jelek. Karena di sekolahku, aku pernah di taksir oleh beberapa wanita yang cukup punya nama di sekolah atau bisa di bilang terkenal. Sampai saat malam bahkan ketika aku tidur, wajahnya masih melekat dalam pikiran ku. Dia sungguh wanita yang cantik, hidungnya mancung, kulitnya putih, dan yang paling penting, dia adalah wanita idaman ku. Huhff... Alangkah beruntungnya aku bila aku bisa mendapatkannya.
Pagi pun tiba. Seperti biasa aku pergi sekolah di antar oleh ayah ku. Tidak ada yang terlalu menarik di sekolah. Tapi ketika aku pulang, kakak ku memberikan ku sepucuk surat. Akupun heran, entah dari siapa surat itu berasal. Saat itu aku tidak langsung membuka suratnya. Seperti biasanya aku makan, dan tidak menghiraukan surat tsb. Selesai makan, aku nonton tv di ruang keluarga. Aku masih belum terfikir untuk membuka surat itu. Ku fikir kakak ku iseng mengerjai ku dengan memberikan ku surat tanpa isinya. Tapi setelah beberapa saat, ku fikir tak ada salahnya ku buka surat tersebut. Suratnya berwarna pink, tanpa amplop, namun terlihat indah di mataku. Setelah ku buka, aku pun terperangah, tak ku kira surat itu berasal dari wanita yang kemarin ku temui. Owwhhh....tak bisa ku bayangkan begitu senangnya hati ku. Karena sejak kami bertatap saat itu aku sudah merasa cinta padanya. Meskipun terlalu dini untuk menyebutkan itu cinta.
Di dalam surat itu, si wanita (sebut saja namanya Nesya), dia menginginkan kami untuk bertemu di sebuah taman, yang letaknya masih di komplek rumahku. Wahhhh... Aku pun bingung. Bukan karena takut untuk bertemu dengannya, tapi aku malu karena yang ku tau apabila dia bepergian biasanya dia menggunakan motor. Sementara aku, saat itu aku tidak di izinkan orang tuaku untuk menggunakan motor sendiri. Setidaknya aku harus di temani oleh seseorang. Ahhh..yang benar saja, masa' ketemu cewek harus ngajak orang lain? Kan lebih enak cuma berdua saja, fikirku.hehe.. Akhirnya ku putuskan untuk tidak menemuinya. Tapi hati ku merasa gelisah karena telah membiarkan dia menunggu ku di taman. Akhirnya ku putuskan untuk sekedar melewati taman itu, meskipun aku tak sendiri. Aku meminta kakak sepupu ku untuk menemani ku melawati taman itu dengan alasan pergi ke warung untuk membeli sesuatu, padahal itu hanya alasan ku saja. Hal ini terjadi berkali-kali. Dan aku pun berkali-kali melihatnya di taman menungguku, tanpa sepengetahuannya. Mungkin dia kecewa terhadap ku. Aku pun menyesal, karena aku membiarkan cinta kecil ku menunggu ku tanpa hasil. yang diharapkannya, yaitu kehadiran ku. Dan yang lebih ku sesalkan lagi, aku tidak pernah mengabarinya mengapa aku tidak datang setiap dia menginginkan ku untuk menemuinya.
Cerita itu pun berlalu begitu saja. Setiap hari ku jalani. Seperti biasa, tak ada yang terlalu istimewa seperti ketika aku pertama kali bertemu dengannya. Mungkin sedih ku rasakan saat ini. Karena aku yang pemalu, cinta ku pun berlalu. Dan sampai akhirnya ku temui lagi dia ketika aku sedang berjalan2 dengan teman ku. Tapi apa yang ku lihat tak pernah ku bayangkan. Ku lihat dia sedang berjalan dengan seorang pria yang ku kenal meskipun tak begitu dekat. Aku pun kecewa, tapi saat itu aku tak menyalahkannya, karena hal itu terjadi karena kesalahan ku juga. Aku yang telah membiarkannya menjauh dari cintaku. Beberapa bulan kemudian, ku dapati berita bahwa dia telah putus hubungan dengan lelaki yang kutemui dengannya saat itu. Owww... sungguh sumringah wajah ku. Ku fikir, masih ada kesempatan untuk ku :).
Tak terasa, kini aku akan menjadi siswa SMA. Dan ternyata sekolah yang ku pilih sama dengan pilihan Nesya. Yuhuu... Akhirnya aku bisa lebih dekat dengan wanita pujaan ku. Tapi di SMA ini malah aku bertemu dengan wanita lain. Tapi hubungan kami tidak bertahan lama. Lebih kurang 6 bulan. Aku selalu mengikuti hari2 Nesya. Setau ku, dia sudah beberapa kali berganti-ganti pacar. Bahkan dia sempat mendekati teman ku hanya untuk menarik perhatian ku. Hal ini sebenarnya tidak ku ketahui, sampai akhirnya dia menceritakannya sendiri padaku. Eitssss... Tapi tunggu dulu, itu cerita untuk paragraf belasan :). Kita kembali lagi ke cerita sebelumnya. Sebenarnya beberapa kali aku mencoba mendekatinya. Dan dia pun melakukan hal yang sama. Tapi entah mengapa dia juga masih saja mendekati pria lain. Saat itu, fikiran ku mulai berubah terhadapnya. Di mataku dia tak lebih dari seorang wanita yang hanya mempermainkan cinta dan perasaan lelaki. Tapi hati ku tak bisa berbohong, walaupun sikapnya seperti itu, aku sungguh masih mencintainya. Hingga akhirnya saat aku duduk di kelas II, aku sering melihatnya datang kekelas ku untuk menemui teman wanitanya di kelas ku. Haha.. Mungkin saja itu hanya alasannya, padahal dia hanya ingin melihatkul :).
Aku tak pernah habis fikir, di satu sisi, dia memujaku seolah aku lah yang paling dia cintai. Tapi disisi lain, dia masih berpacaran dengan pria lain. Huff.. aku bingung. Hingga akhirnya aku menemukan wanita yang juga adik kelas ku. Dia juga wanita yang cantik dan berprestasi di sekolahku. Dia aktif mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Bahkan dia terpilih menjadi anggota paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera) Nasional. Sebut saja Lena. Ku jalani hari-hari ku bersama Lena. Aku bahagia menjalani cerita ku bersamanya. Tanpa ku hiraukan lagi perasaan ku terhadap Nesya, wanita yang dulu sungguh ku cintai.
Wahhh... tidak terasa sebentar lagi aku akan duduk di kelas 3. Hati ku bertanya akan mendapat jurusan apa di kelas 3 nanti. IPA atau IPS???? (Karena cuma dua jurusan itu yang tersedia di sekolahku saat itu). Setahu ku, anak IPA adalah kumpulan anak2 rajin, pandai, dan tidak terlalu perduli dengan masa remaja. Sedangkan anak IPS tidak terlalu perduli dengan pelajaran di sekolah. Sebelumnya maaf ne, buat temen-temen yang jurusannya IPA waktu sekolah dulu :). Hari pengumuman pun tiba. Ku cari nama ku di daftar kelas IPA, karena saat itu aku sangat berminat masuk jurusan IPA. Tapi sayang, nama ku tak terdaftar disana. Dan, sudah pasti aku masuk jurusan IPS. Aku sedikit kecewa. Tapi ternyata kekecwaan itu hanya sesaat. Karena aku 1 kelas dengan Nesya. Yesss... aku sungguh senang dan juga bercampur rasa gelisah. Aku bingung, kenapa aku kembali memikirkan Nesya. Padahal sekarang aku sudah punya pacar. Dan ku rasa Lena adalah orang yang baik dan setia.
Kelas 3 ku lalui tanpa memikirkan Nesya. Ku lalui hari-hari ku dengan Lena. Sampai akhirnya masa kelulusan tiba. Tidak ada lagi Nesya di pikiranku. Yang ada hanya hari-hari ku bersama Lena, kebahagiaan ku bersama Lena mampu membuatku melupakan Nesya. Hingga saat perpisahan sekolah pun tidak sedikitpun terfikir dalam benakku untuk melihat wajah Nesya, yang kulihat hanyalah wajah sedih Lena yang beberapa minggu ke depan akan ku tinggalkan. Karena aku akan melanjutkan study ku ke luar kota untuk mengambil gelar S1. Aku dapat merasakan pilunya hati Lena yang akan ku tinggalkan. Akupun merasa demikian.
Kini aku di tiba di Jakarta. Tempat aku akan melanjutkan study ku. Ku lalui hari-hari ku di sini.
Ternyata saat itu nilai ku anjlok. Aku memutuskan untuk kembali ke kota kelahiran ku (Mentok). Dan meninggalkan kuliah ku. Akhirnya aku terfikir untuk mengikuti salah satu test untuk menjadi siswa pilihan di salah satu perguruan tinggi negeri. Tapi ternyata PTN yang ingin ku masuki, bermasalah. Batal semua harapan ku. Dan akhirnya ku putuskan untuk kembali ke Jakarta untuk berkuliah. Tapi kali ini di perguruan tinggi yang berbeda.
Dan beberapa bulan kemudian Lena menyusul ke Jakarta. Dia tinggal bersama kakaknya. Awalnya hubungan kami baik - baik saja. Tapi semakin jauh, semakin banyak masalah yang kami hadapi. Mulai dari masalah kecil, sampai masalah dari keluarganya yang tidak merestui hubungan kami. Maklum, kami berbeda agama. Dan tidak jarang terjadi pertengkaran antara kami. Tapi mungkin ini hanya warna - warni dalam sebuah hubungan.
Beberapa bulan kemudian tak sengaja aku teringat Nesya. Cinta masa kecil ku. Ntah apa yang ada di dalam benakku. Ku ambil HP ku, ku coba untuk menghubunginya. Awalnya kami hanya menanyakan kabar sewajarnya seorang sahabat menanyakan kabar sahabat lainnya. Tapi semakin lama, arah pembicaraan kami mulai berbeda. Aku mulai bercerita kepadanya tentang apa yang ku alami dengan Lena. Dan sebaliknya, dia pun menceritakan hubungan yang tidak baik dengan pacarnya saat ini. Mulai saat itu, dia kembali memenuhi otak ku. Fikiran ku tak jauh dari dirinya. Aku sungguh merindukannya. Terbesit di benakku untuk menjalani hubungan dengannya. Aku ingin memilikinya. Aku ingin dia kembali mencintaiku dan sebaliknya.
Aku mencoba menelfonnya. Kami mulai berbincang-bincang. Bercerita tentang bagaiman kami bertemu dan saling jatuh cinta. Banyak yang ingin ku ceritakan padanya tentang isi hati ku yang selama ini tidak sempat ku sampaikan. Memang selama ini kami kenal kami tidak pernah berbicara ke arah yang menjurus tentang perasaan kami masing-masing. Semuanya terpendam. Dan hari ini lah waktunya untuk ku menyampaikannya. Ku katakan padanya Aku mencintainya. Bahkan hingga saat ini. Aku masih memikirkannya, merindukannya. Dan semuanya ku ungkapkan, mengapa sebab aku tidak menemuinya waktu kami masih SMP. Semuanya ku ceritakan. Dan apa jawabnya???? Sungguh ku tak percaya, dia pun masih merasakan hal yang sama dengan ku. Ntah itu hanya untuk membuatku tersanjung atau memang sebuah kejujuran. Tapi yang pasti aku selalu berfikir positif tentangnya. Dia bagai orang yang tak pernah berdosa bagi ku. Walaupun dia telah berkali-kali menyakitiku. Ohh.. Tuhan.. Perasaan apa ini. Aku telah menyakiti Lena, aku merasa berdosa padanya. Tapi sungguh aku masih mencintai Nesya. Nesya telah membuat ku pilu karena kebingungan hati dan perasaanku. Di sisi lain dia juga membuat hatiku bahagia. Bahagia karena dia masih merasakan hal yang sama dengan ku. Tapi kini kami sama-sama tidak sendiri lagi. Mungkin kami tak harus jadi satu. Tapi dengan melihatnya bahagia dan tersenyum saja itu pun sudah cukup bagiku. Ingin rasanya ku lantunkan ribuan lagu untuknya, yang menggambarkan isi hatiku padanya saat ini. Aku ingin berkata padanya bahwa aku tidak bisa melupakannya, aku tidak bisa menghapusnya dari fikiranku. Apa yang sebaiknya ku lakukan??? Pepatah yang dulu ku dengar, kini benar ku rasakan. Cinta pertama memang sulit untuk di lupakan. Seharusnya, tulisan ku akan ku akhiri di paragraf ini. Tapi... ada beberapa hal lagi yang ingin ku ceritakan.
Sebenarnya tulisan ini sengaja ku buat dan ku tulis berhari-hari, hanya untuknya. Untuk mengingatnya. Mengenang ketika aku ada di hatinya. Ingin ku berikan sesuatu yang mungkin akan membuatnya bahagia. Tapi ketika aku ingin memberikan tulisanku yang tidak seberapa ini untuknya, tiba2 dia mengirimkan ku pesan pendek (sms) yang berisi agar aku melihat status facebooknya. Lalu kubuka, kulihat, dan kubaca facebookku, dia menuliskan "first love???kapan yagh?? ;)". Aku pun bingung, ada apa dengan status itu?? Ku kira yang dia maksud aku lah cinta pertamanya. Karena beberapa bulan yang lalu sejak aku mengungkapkan perasaan ku, dia pernah berkata bahwa aku lah cinta pertamanya. Aku ingin membalas smsnya ingin bertanya padanya, tapi pulsa ku habis, dan keuangan ku sedang kritis (maklum, anak kost di akhir bulan). Lalu ku isi pulsa ku untuk mengetahui jawabannya, dan lalu ku tanyakan padanya apa maksud status itu? Dan kebetulan hari ini aku ingin memberitakan bahwa aku telah membuat tulisan untuknya dan akan ku publikasikan. Tapi tak sempat ku beritahu, dia membalas sms ku, dan menjawab pertanyaan ku. "Ga ada maksud apa2 kog. Setelah ku fikir2 itu bukan cinta pertama, itu cinta monyet anak smp". Sesungguhnya aku sedih mendengarnya. Aku terkejut dengan kata2 nya. Karena bagi ku dia adalah Cinta Pertama ku. Orang yang pernah ku cintai setulus hatiku. Meski aku selalu tersakiti. Tapi kini berbeda dengan apa yang dia rasakan. Aku yang dulu sempat bahagia dengan semua yang diucapkannya, kini mendapat kecewa juga dengan ucapannya. Meski ku tau kecewa ini sering ku dapatkan dulu darinya. Mungkin ini lah istimewanya cinta, memberi tanpa harus menerima, bahagia dalam luka. Mungkin kini dia telah mendapatkan apa yang dia sebut cinta pertama dan cinta sejatinya. Kini aku hanya ingin berdoa sebagai orang yang menyayanginya sepenuh hati, semoga bahagianya, senyum dan cintanya masih bisa ku rasakan meski hanya dalam harapku. "Cintaku, aku akan membiarkan mu untuk hilang dan pergi dari pikiran ku jika memang itu inginmu. Tapi biarkan aku untuk mendengar kata cinta darimu meski itu hanya kebohongan dari hatimu, tak sama dengan isi hatimu. Seandainya saja kau tau, Cintaku ini takkan lekang Oleh waktu."